Pekanbaru, 11 Juni 2025 — Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh dunia pendidikan Riau. Chandra Alfindodes, guru dari SMP Islam Al Azhar 37 Pekanbaru, berhasil lolos seleksi Indonesia-Korea Teacher Exchange Program (IKTE) 2025 dan akan diberangkatkan ke Korea Selatan sebagai duta pendidikan Indonesia.
Seleksi program pertukaran guru prestisius yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), Kemendikbudristek bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Korea Selatan ini diikuti lebih dari 800 guru se-Indonesia. Proses seleksi berlangsung ketat sejak Februari hingga Maret 2025, dimulai dari tahap pemberkasan yang menilai kualifikasi akademik, karya seni, hingga sertifikasi internasional.
Dari hampir ribuan pendaftar, hanya lebih dari 300 guru yang lolos administrasi untuk lanjut ke tahap kedua yang digelar di Jakarta. Pada tahap ini, peserta disaring melalui serangkaian tes psikologi, tes kepribadian berbasis perilaku (behavioural test), presentasi paper proyek atau riset, hingga penampilan kesenian — mulai dari seni tari, seni musik, seni bela diri, seni lukis, hingga seni kriya yang akan ditampilkan selama di Korea Selatan.
Hasil akhirnya, hanya 41 guru terbaik dari seluruh penjuru Nusantara — dari Aceh hingga Papua — yang dinyatakan lolos sebagai finalis. Dari jumlah tersebut, hanya 8 guru yang terpilih untuk mewakili Indonesia dan berangkat ke Korea Selatan, termasuk Chandra Alfindodes dari Pekanbaru, Riau.
Selain Chandra, guru-guru terpilih lainnya adalah:
• Santi Manda Sari (Aceh)
• Ady Mifarizki dan Mezza Monica (Lampung)
• Meila Rosianika (Jambi)
• Imanuri (Kalimantan Tengah)
• Jil (Papua)
• Kezia Mariam Pahlawati Moanley (Papua Pegunungan)
Program IKTE sendiri telah berjalan sejak tahun 2013 dan merupakan bagian dari kerja sama internasional antara Indonesia dan Korea Selatan di bawah naungan Asia Pacific Centre of Education for International Understanding (APCEIU) — sebuah lembaga UNESCO yang mendukung pemahaman internasional melalui pendidikan.
Selama di Korea Selatan, para guru Indonesia akan menjalani program pertukaran selama tiga bulan, termasuk pelatihan adaptasi budaya dan pendidikan. Sementara itu, guru-guru dari Korea akan tinggal selama enam bulan di Indonesia sebagai bagian dari pertukaran yang saling menguntungkan.
Keberhasilan Chandra Alfindodes bukan hanya menjadi kebanggaan bagi SMP Islam Al Azhar 37 Pekanbaru, tetapi juga menjadi inspirasi bagi para pendidik di seluruh Indonesia. Diharapkan, program ini akan memberikan efek positif sepulangnya para peserta ke tanah air, khususnya dalam penguatan inovasi pembelajaran, pemahaman lintas budaya, serta peningkatan kualitas pendidikan di lingkungan masing-masing.